Jumat, 10 September 2010

Anak aset kehidupan akhirat

Sahabatku, para ibu ataupun calon ibu. Pernah saya mengikuti suatu seminar yang membelalakkan mata dan hati saya ketika ungkapan ini muncul, “anak bukanlah aset materi yang bisa dihitung untung dan ruginya, tetapi aset untuk kehidupan akhirat”.

Apa maksud dari kalimat tersebut ?

Sahabat, anak-anak menjadi kedekatan bagi saya. Banyak kisah seputar orang tua dan anak disekeliling saya. Saya ceritakan satu persatu :


Pertama, Seorang ibu yang super sekali. Ia menjadi lilin bagi bawahan dan rekan kerjanya. Seorang ibu yang selalu tampak tegar dan menguasai pekerjaannya. Ia dijadikan panutan bagi bawahan dan rekan kerjanya. Ia tidak ingin sedikit saja kekurangannya terlihat oleh orang lain, terutama rekan kerjanya.



Setiap manusia pasti memiliki masalah. Pun demikian dengan si ibu yang super ini. Masalah di dalam rumah tangganya. Ibu ini selalu menutupi dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Suatu ketika ia lelah, semua energinya telah habis. Konsentrasinya terpecah antara urusan kantor dan pribadi, sampai-sampai ia terlena dan melupakan putri bungsunya.



Anak terakhirnya ini memiliki masalah dalam segi akademik, anak bungsunya harus mengulang pada kelas yang sama. Si ibu sadar, bahwa selama ini ia kurang fokus pada si bungsu. Sekuat tenaga ia berusaha agar putri tercintanya tidak mengulang pada kelas yang sama. Semua cara dipakai. Ya agar si anak tidak mengulang pada kelas yang sama.





Kedua, seorang ibu yang tegar. Ia berjuang bersama beberapa anaknya lebih sering dibandingkan dengan si ayah. Bukan karena mereka memiliki masalah , tetapi lebih pada karena pekerjaan memaksa mereka harus dipisahkan oleh jarak. Anak pertamanya, anak lelaki satu-satunya, kebanggan orang tuanya, ternyata memiliki gangguan konsentrasi. Konsentrasi si anak tidak dapat bertahan lama, sedikt saja gangguan ia pasti tidak bisa fokus pada apa yang sedang dikerjakannya. Gangguan konsentrasi ini menyebabkan anak pertamanya memilik kelemahan dalam segi akademik. Si sulung harus mengulang di kelas yang sama, mungkin lebih parah lagi, ia sekelas dengan adiknya.



Awalnya, si ibu tidak terima, ia selalu meminta kepada pihak sekolah untuk mempertimbangkan lagi keputusan itu. Tetapi tetap saja tidak bisa, si sulung harus tetap mengulang, karena kompetensinya di beberapa bidang studi belum tercapai.



Ibu yang tegar ini mulai berpikir, mungkin ini keputusan yang benar. Digunakannya banyak cara untuk meyakinkan putra tercintanya agar tetap semangat belajar dan terus maju. Tidak cukup dengan itu, dicarikannya si sulung kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuannya. Di bidang olah raga ia temukan itu. Prestasi pun terus diraih si sulung dibidang olah raga, bukan akademik. Kini si sulung sungguh membanggakan orang tua, ia menjadi atlit Jawa Timur, yang memperoleh kesempatan bertanding sampai ibu kota negeri sendiri, bahkan ibu kota Negara lain. Si sulung telah mendapatkan uang pembinaan setiap bulannya, dan selalu dengan bangga ia katakan kepada ibunya, “mama, ingin dibelikan apa?”



Ibu yang tegar, betapa luar biasanya anda!



Sahabatku, para ibu dan calon ibu. Anak bukanlah asset materi yang dapat dihitung untung dan ruginya tetapi asset untuk kehidupan akhirat.



Perhatikan terjemahan dari surat Al-Anfal ayat 8 di bawah ini



“ Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”



Anak adalah titipan dari Allah, dihadirkan di rahim ibu dalam keadaan fitrah, ditiupkan roh dan dihembuskan sifat-sifat Allah SWT, maka kembalikanlah dalam keadaan fitrah melalui pengasuhan yang baik.



Sahabatku, para ibu dan calon ibu, di usia nol sampai 5 tahun anak mengalami masa-masa emas. Masa dimana kondisi otak sedang merekam semua hal baru, mencernanya dan menyimpan dalam memori yang paling dalam. Anak belajar dari melihat dan meniru. Dari melihat dan meniru itulah anak mengolah hal-hal baru membentuknya menjadi sifat dan kebiasaan. Alangkah sayangnya ketika masa emas ini tidak disadari oleh para ibu, dan melewatkannya begitu saja.



Saya lebih senang menyebutnya panen dari setiap pembiasaan yang telah ditanamkan. Pembiasaan itu akan menuai hasilnya (panen). Oleh karena itu mumpung masih didalam kandungan, maka sangat perlu adanya master plan, bagi calon ibu yang akan memiliki buah kasih, titipan Allah. Mengenalkan siapa Tuhan mereka.



Saat buah kasih masih dalam buaian, ibu seringkali memberikan stimulasi musik klasik untuk meningkatkan kecerdasan si buah hati, ketahuilah musik yang paling baik saat masih dikandungan adalah bacaan Al-qur’an. Saya pernah membaca sebuah cerita, dari sahabat di dunia yang tak terjangkau, dunia maya. Mengapa perlu membaca Al-Qur’an, padahal saya tidak tahu artinya? Sesungguhnya dengan membaca Al-Qur’an akan membersihkan diri kita luar dan dalam. Al-Qur’an, firman Allah yang maha dasyat adalah petunjuk bagi umat manusia, umat yang beriman.



Sahabatku, para ibu dan calon ibu, seringkali kita lalai terhadap buah hati ketika ia masih kecil. Lalai terhadap apa ? Lalai mengajarkan dan menanamkan nilai islam sejak dini. Tidak jarang kita berpendapat. “ah, si anak masih kecil, nanti jika dia sudah besar ia akan tahu dengan sendirinya”. Konsep itu menurut saya kurang tepat. Justru disaat si buah hati masih kecil sangat penting memberikan pendidikan islami yang datang dari kedua orang tuanya. Karena itu akan membentuk pembiasaan. Membentuk kebiasaan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ingat masa emas anak saat mereka berusia 5 tahun kebawah.



Sahabatku, para ibu dan calon ibu, sahabatku yang lain menuturkan kepadaku bahwa di usia 7 tahun pertama anak bak raja dan putri yang keinginannya harus dituruti, dan diusianya 7 tahun kedua anak adalah bagai seorang tawanan perang atau pembantumu yang wajib kau pantau dan kau mintakan bantuan kepadanya atas tugas-tugas di rumah, dan di usia tujuh tahun ketiga anak bagai seorang perdana mentri yang harus dapat menentukan keputusannya sendiri.



Sahabatku, tulisan ini bukan untuk menggurui tetapi lebih pada sharing saja. Jika sahabatku ingin berbagi, aku dan sahabat-sahabatku yang lain pasti akan senang sekali. Sharingnya ditunggu…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar