Sabtu, 01 Januari 2011

Awalnya

“Aku harus banyak bersyukur karena bertemu kamu” kata manis darinya, membuatku ingin menulis bagaimana awalnya kami bertemu.

Saat itu, rasanya malas sekali berkenalan dengan seseorang. Apalagi orang yang ditunggu tidak segera memberi respon dan seorang yang lain, yang juga hasil rekomendasi teman tidak mendapat angin dari ayah bunda. Malas sekali merespon tawaran dari kakak tercinta yang ada di kota terpadat Indonesia

Usia. Mungkin itu yang membuat mereka yang ada di sekitarku menjadi semangat untuk memperkenalkanku dengan seseorang yang menjadi pilihan baginya dan baik tentunya. Mungkin iya, alasan itu menjadi salah satu alasan bagiku untuk juga berusaha. “Ikhtiar” kata kerennya. Walau bukan itu satu-satunya alasan, tetapi lebih pada karena aku membutuhkan salah satu dari mereka. Ya, karena aku perempuan yang membutuhkan cinta dan perhatian. “Hufh….


“Lia, aku kenalkan kamu dengan seseorang, dia temanku saat SMP. Kalau dia meminta pertemanan denganmu melalui Facebook, terimalah” pesan kakak yang baru saja menelponku. Huh…..males, respon pertamaku. Kemudian, mulai membuka PC dan mencari tahu. Ha..ha…ha…, wah nggaaak ah…….He..he…he….

Beberapa hari kemudian datanglah SMS, “lho kok nggak direspon sih, YA……”

Iyaa……., tanpa berpikir lagi, langsung buka PC, buka Fb, add…..

Saat online, beberapa kali bertemu dia. Eh tiba-tiba kakak online juga “ Ya, areke OL, sapa-en”

“Ya ampun…….., gak mungkin lagi, gengsi aku nyapa duluan……!!!!!”

 “halo,…….” Akhirnya dia menyapa. Ha..ha…ha…., obrolan-obrolan ringanpun berlanjut, sampai ia menanyakan berapa nomor telponku. Pembicaraanpun berlanjut, SMS, telpon, eh….boleh main ke rumah????

“………” aku berkelit kesana kemari. Ha..ha…ha…., cari-cari alasan. Seribu, duaribu alasan…he…he..he…

Lagi-lagi, “Ya, kok nggak boleh maen ke rumah kenapa?, SMS nggak dibales, telpon nggak di angkat” Kakak protes lagi.

Dueng……dueng….dueng !!!!!....Hih…nih anak ya……, nggak bisa ta nggak usah ngomong ke kakak, pakek lobi-lobi tingkat tinggi pula…….. Langsung ku kirim pesan singkat, iya…iya boleh, ini alamatnya….habis situ lobi-lobi tingkat tinggi sih…….

Pertemuan pertama, kedua, ketiga…..Kami berbicara banyak hal. Bergaya bak reserse, eh dianya nggak marah lho…..

Sekarang sepuluh bulan kira-kira aku sudah mengenalnya. Rasanya belum semua aku tahu. Aku masih ingin terus mengenalnya, bersama dengannya, tidak untuk bertanya ini itu lagi, tetapi untuk merasakan. Sebesar apa dia menyayangiku, sebesar itu pula rasa sayangku padanya. Waktu yang bergulir sekarang menjadi lambat, biasa, dan cepat seiring dengan perjalanan kami melewati permadani merah. Dia, yang Allah hadirkan di sampingku, yang membuat aku juga berkata “Terima kasih, aku sangat bersyukur bertemu denganmu”.

8 komentar:

  1. Shi:
    Aw aw aw aw aw :p

    BalasHapus
  2. wowowowowo..
    met taun baruu..
    gimana pnya kabar>?

    BalasHapus
  3. Shinta: mmm....
    Kira: Alhamdulillah baik, semangat baru nih...

    BalasHapus
  4. selamat menemukan pasangan baru... by the way gambar paku-pakuannya bagus banget seger ngeliatnya..

    BalasHapus
  5. wah turut bahagia deh, moga dialah yg selama ini engkau cari :) amin

    BalasHapus
  6. Rosie : Terima kasih. Iyaa ...sekali-kali ada hijau-hijaunya biar tidak hitam putih terus.
    Aulawi Ahmad : Terima kasih. Amin...

    BalasHapus
  7. wahh, kisah yg hebat bgt, berawal dari dunia maya menuju ke dunia nyata....
    selamat ya...!

    BalasHapus
  8. penghuni 60 : terima kasih, salam kenal ...

    BalasHapus