Selasa, 11 Januari 2011

Lisanmu di Balik Hatimu



Lisanmu di balik hatimu, atau hatimu di ujung lisanmu. Kata-kata yang mengisyaratkan banyak makna.

Kawan, mana yang seringkali kita lakukan. Lisan yang tertahan di balik kalbu yang bersih. Atau hati yang terbolak balik mengikuti lidah yang tak bertulang.
Sepekan kemarin, bertukar pikiran dengan para bunda anak didik. Wow…ternyata 90% persen cara berbicara dan gaya bicara anak-anak itu meniru dari ibunya. Ada anak yang bicaranya pelan, ee… ternyata ibunya juga bicaranya pelan. Ada yang jedar jeder, ibunya juga gitu. Bahkan ada yang putrinya selalu bilang “mm, apa ya…”, ibunya juga lho…..


Benar ternyata ya, bahasa yang paling dikenal oleh anak adalah bahasa ibu.
Jadi, kalau ingin putra putrinya bicaranya halus, sopan, .....ya semua itu berawal dari menjaga lisan di balik hati.

Ha..ha….ha….

Susah atau mudah ya?

Praktek terkadang tidak seperti teorinya. Adikku, sobatku mengatakan kalau aku ini orangnya jedar jeder, “bloko sutho” jarene wong jowo. He..he…he…maaf ya, kalau pernah tersakiti dengan ucapanku. Lalu aku menjawab, “mm, apa yang aku katakan ya itu yang ada di hatiku”

Menurutku (lagi-lagi teori menurut diri sendiri), lebih baik mengatakan apa adanya. Kalau baik ya bilang baik, kalau jelek ya bilang jelek. Kalau kita bilang “Iya”, hati kita juga harus 100% iya, kalau nggak ya nggak.

Lalu adikku menimpali “ya jaga perasaan lah” He…he…he…., iya kali ya.

Tapi, lebih memilih yang mana hayo???

Orang yang berkata manis, tetapi dibelakang menggunjing atau yang langsung berbicara, walau akhirnya menemukan perbedaan. Terkadang kenyataan kan tidak semanis harapan. Bagiku, yang penting kalau itu menyangkut prinsip dan kebenaran ya harus diungkap, kalau cuman sepele ya jadi angin aja.

Mm, tapi kayaknya memang harus lebih lembut lagi yaa…jadi ingat dengan perintah sang pemberi hidup :

“ Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.

2 komentar:

  1. yakinkanlah bahwa hati sebagai peneguh lisan yang berkuasa penuh terhadap apa yang hendak dilontarkan,, jagalah lisan.

    BalasHapus
  2. apistail: terima kasih telah berkunjung. Iya...karena perkataan itu lebih tajam dari pada sebilah pedang

    BalasHapus