Senin, 18 April 2011

Bukan untuk dicari


Menemukan cinta ? seorang teman berpendapat, cinta bukanlah dicari tetapi ditemukan dan dimengerti.

Sepakat, dalam perjalanan hidup sebenarnya apa yang dicari seseorang jika bukan kebahagiaan. Terkadang kelebihan seseorang yang dimata orang lain itu luar biasa menjadi biasa saja ketika kita telah mengetahui lebih dalam lagi. Bahkan, terkadang cinta tidak melihat kelebihan itu. Cinta memerlukan pengertian, bahkan dari kekuranganpun menjadi sesuatu yang indah untuk bisa dijalin bersama.

Cinta tidak pernah mematok usia. Ia akan datang jika kita telah siap akan resiko cinta itu sendiri. Ada kawan yang berkata, “kok ya baru sekarang ? kenapa tidak dari dulu-dulunya….

Sebagian orang menganggap, jatuh cinta di usia 30-an adalah suatu yang terlambat, tetapi tidak bagiku. Allah mengetahui kapan waktu yang tepat. Dan setiap kesiapan itu tidak memandang usia. Ketika kita telah tahu setiap resikonya kita akan lebih terbuka pada diri kita dan pada pasangan kita. Tidak lagi memandang suatu kekurangan menjadi hambatan yang berarti, tetapi menjadikannya suatu yang indah untuk bisa berbagi.



Oh, jadi teringat ketika seorang kawan bertanya. “kenapa ya bila ibu-ibu bila berkumpul terkadang yang menjadi pembicaraan itu seputar seks?” lalu kawan yang lain menjawab “ya, buat lucu-lucuan saja. Kan bisa saling berbagi” wajah manyun kawan yang lain menjawab tanpa berkata-kata.

Bagiku, cinta tak hanya berjalan di seputar seks. Yang seperti itu biar saja menjadi cerita manis bagi pasangan. Tidak pula menjadi lucu ketika itu dibicarakan dengan orang lain. Cinta ada di hati. Menjadi sangat indah ketika bersama dengan pasangan. Saling bertukar pikiran, mengerti satu dengan yang lain, meminimalkan setiap kekurangan dan berjalan bersama meraih setiap impian.

Saat ingin memulai kehidupan baru, terkadang terbayang ketakutan. Bagamaiana caranya memasukkan dia dalam kehidupan dan keluarga kita dan bagaimana caranya masuk ke dalam kehidupannya dan keluarganya ?. Karena pasti, kebiasaan di setiap keluarga tidaklah sama. Lalu, kawan yang lain berkata “jangan takut, dijalankan saja itu akan menjadi suatu pengalaman hidup yang mengasyikkan”. Cinta membutuhkan setiap pengertian dan pengorbanan. Lalu ada sebuah pesan singkat “ Apakah benar-benar kamu mencintai orang itu ?”

“ya”

Lalu banyak pertanyaan diajukan, satu yang ku ingat

“seberapa takut kamu ditinggalkannya?”

Dulu, mudah saja berkata “kalau sudah tidak suka bilang saja, di dunia ini kamu bukan menjadi satu-satunya penghuninya” 

Tapi sekarang “tidak bisa begitu, tidak boleh seenaknya saja”

Sebesar apa rasa cinta itu ? ya sebesar kita membesarkannya. Seberapa takut kita kehilangan? Ya setakut kita akan ketidak bahagiaan. Walaupun bahagia itu tidak lah sama bagi setiap orang. Tetapi memiliki tautan hati menjadi suatu kebahagiaan tersendiri, ketika kita tidak bisa menguasai setiap galau dalam hati.

Cinta memang tidak perlu dicari, tidak dalam setiap kelebihan atau kekurangan, tidak pula dalam setiap pengorbanan. Cinta perlu ditanam, dipupuk dan dipelihara. Maka setiap kelebihan, kekurangan dan pengorbanan yang ada menimbulkan perasaan yang mendalam. Tidak lagi memikirkan aku tetapi kita.

2 komentar:

  1. saya juga jatuh cintanya telat, sis. jadi setuju dg pendapat cinta tak kenal usia.

    BalasHapus
  2. Sang cerpenis> he..he..he...

    BalasHapus